Pergantian kurikulum adalah sebuah hal yang lumrah terjadi di dunia pendidikan. Pergantian kurikulum biasanya dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mengikuti perkembangan zaman serta kebutuhan masyarakat. Namun, pergantian kurikulum juga dapat menimbulkan pro dan kontra, terutama di kalangan pendidik dan siswa. Salah satu pergantian kurikulum yang paling signifikan adalah pergantian Kurikulum 2013.
Kurikulum
adalah sebuah dokumen resmi yang berisi tentang rencana dan pengaturan materi
pelajaran, metode pembelajaran, serta penilaian dalam proses belajar mengajar.
Setiap kurikulum memiliki tujuan dan strategi tersendiri dalam mencapai tujuan
tersebut.
Dalam
konteks pendidikan di Indonesia, pergantian kurikulum telah dilakukan beberapa
kali sejak kemerdekaan Indonesia. Setiap pergantian kurikulum tersebut memiliki
tujuan dan fokus yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi sosial, ekonomi,
politik, dan budaya yang ada pada saat itu.
Kurikulum 2013 diperkenalkan sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas
pendidikan di Indonesia dengan memperbarui dan merapikan isi kurikulum.
Kurikulum 2013 juga menekankan pada pengembangan keterampilan dan kemampuan
berpikir kritis siswa, serta penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
dalam pembelajaran.
Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pembelajaran yang terpaku pada siswa, yang berarti bahwa siswa diharapkan dapat lebih aktif dalam proses belajar-mengajar. Selain itu, kurikulum 2013 juga menghilangkan sistem kelas dan menggantinya dengan pembagian kelompok belajar yang lebih fleksibel. Tujuan dari perubahan ini adalah agar siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing.
Meskipun tujuan kurikulum 2013 sangat baik, pergantian kurikulum ini tidak berjalan dengan lancar. Kurikulum 2013 menghadapi berbagai tantangan, seperti kesiapan guru dan siswa dalam mengimplementasikan kurikulum baru, keterbatasan fasilitas dan infrastruktur pendidikan, serta kurangnya dukungan dari masyarakat.
Selain itu, kurikulum 2013 juga dianggap terlalu teoritis dan kurang praktis. Banyak guru yang merasa tidak siap mengajar dengan kurikulum yang baru dan masih membutuhkan banyak waktu untuk mempelajari dan memahami kurikulum tersebut, siswa juga mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan isi kurikulum ke dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kurikulum 2013 tidak efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Namun, ada juga yang menyatakan bahwa pergantian kurikulum tersebut mengarahkan para pendidik dalam menyusun kurikulum dan materi pembelajaran yang baru. Proses pergantian kurikulum harus melibatkan semua pihak yang terkait, seperti para pendidik, siswa, orang tua, dan masyarakat. Bantuan tersebut dapat membantu mengurangi perbedaan pandangan dan meminimalkan pro dan kontra dari pergantian kurikulum tersebut. Hal ini juga dapat membantu para pendidik dalam menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.
Pergantian kurikulum ini juga menimbulkan kekhawatiran dari para orang tua.
Mereka khawatir bahwa pergantian kurikulum akan mempengaruhi kehidupan sosial
dan psikologis anak-anak mereka. Mereka juga khawatir anak-anak mereka tidak
dapat bersaing dengan siswa dari negara lain yang memiliki kurikulum yang lebih
unggul.
Pergantian kurikulum juga dapat menimbulkan permasalahan di dunia pendidikan. Beberapa permasalahan yang muncul ketika terjadi pergantian kurikulum adalah:
Kurikulum kesiapan guru peranan tentunya akan berpengaruh pada tugas dan kewajiban guru. Guru harus mempelajari kurikulum baru, mengubah cara mengajar, dan membuat bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum baru. Jika guru tidak siap atau tidak memiliki kompetensi yang cukup, maka pergantian kurikulum akan sulit dilaksanakan.
Kesiapan siswa-siswa juga harus siap menghadapi pergantian kurikulum. Mereka harus menyesuaikan diri dengan cara belajar yang baru, mempelajari bahan ajar yang baru, dan mengikuti evaluasi yang berbeda dari sebelumnya.
Biaya pergantian kurikulum juga dapat menimbulkan biaya yang tidak sedikit. Mulai dari biaya pelatihan guru, biaya pengadaan buku belajar, hingga biaya peralatan dan teknologi yang harus disesuaikan dengan kurikulum baru.
Keterbatasan waktu pergantian kurikulum dapat memakan waktu yang cukup lama. Mulai dari proses pengembangan kurikulum hingga proses pelaksanaannya di lapangan. Hal ini dapat mengganggu proses belajar mengajar yang seharusnya berlangsung terus menerus.
Namun, pergantian kurikulum juga dapat memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan. Beberapa dampak positif pergantian kurikulum adalah:
Terupdate dengan perkembangan zaman pergantian kurikulum dapat memastikan bahwa kurikulum yang digunakan selalu terupdate dengan perkembangan zaman. Kurikulum yang terupdate dapat menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan zaman.
Peningkatan kualitas pembelajaran kurikulum baru dapat memberikan pendekatan pembelajaran yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kebutuhan siswa. Hal ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas.
Kurikulum yang lebih modern dan inovatif juga dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan di dunia kerja, seperti kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan kemandirian.
Kesimpulannya,
sebelum melakukan pergantian kurikulum, perlu dilakukan kajian yang matang dan
melibatkan berbagai pihak terkait, seperti guru, siswa, orang tua, dan ahli
pendidikan. Pergantian kurikulum juga perlu dilakukan secara bertahap dan
terukur, serta mempertimbangkan kondisi dan karakteristik masing-masing wilayah
atau daerah. Dengan demikian, pergantian kurikulum dapat berjalan dengan baik
dan memberikan manfaat yang optimal bagi siswa dan dunia pendidikan secara
keseluruhan.
Teknik
Reportase Riset Data
Komentar
Posting Komentar